Indonesia sebagai negara kepulauan besar, berbatasan langsung dengan sepuluh negara. Hal ini, tentu saja dibutuhkan effort yang cukup besar bagi Pemerintah untuk menjaga dan mengelola daerah perbatasan. Dua pendekatan yang dilakukan Pemerintah Indonesia untuk mengelola perbatasan yaitu: pendekatan hard power dan pendekatan soft power. Pendekatan hard power didukung oleh kekuatan militer Indonesia sedangkan pendekatan soft power membutuhkan dukungan Perguruan Tinggi. Universitas Gadjah Mada yang memiliki jati diri sebagai Universitas Nasional, Universitas Perjuangan, Universitas Pancasila, Universitas Kerakyatan, dan Universitas Pusat Kebudayaan tergerak hatinya untuk mempelopori terbentuknya suatu forum yang peduli terhadap kawasan perbatasan. Berkolaborasi dengan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), UGM mengajak perguruan tinggi lainnya untuk ikut berpartisipasi membangun bangsa melalui kawasan perbatasan.
August
Universitas Gadjah Mada (UGM) menerima 2 (dua) unit kendaraan operasional Honda Civic Turbo dan 1 (satu) unit Toyota Camry di Kantor Pusat UGM, Jum’at, 03 Agustus 2018. Selain penyerahan 3 unit kendaraan operasional, juga dilaksanakan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Mandiri Corporate Spending Card dalam mendukung program chashless untuk transaksi keuangan di UGM. Sekaligus dilakukan penandatangan berita acara serah terima CSR Mandiri berupa Green House ke Fakultas Farmasi UGM dan BioMart kepada Fakultas Biologi.
Pembangunan Mardliyyah Islamic Center dimulai dengan ditandai dengan groundbreaking pada Sabtu, 21 Juli 2018 di komplek di masjid Mardliyyah. Masjid Mardliyyah terletak di samping Rumah Sakit Sardjito, sebagai masjid tertua di UGM. Sejak awal pendirian pada tahun 1968, masjid ini sudah menjadi pusat studi kajian-kajian islami bagi mahasiswa dan masyarakat sekitar.
Menurut Prof. Dr. drg. Sudibyo, SU., . Perio (K)., rencananya masjid ini akan dilebarkan menjadi sekitar 4.000 m2. Setelah jadi, fungsi masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kajian Islam. Disaming itu juga akan dibuat untuk pusat pengembangan ekonomi Islam. Renovasi masjid meliputi pembangunan wisma, foodcourt, serta parkiran basement.
Penandatanganan Perjanjian Swakelola antara Badan Restorasi Gambut (BRG) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) dilaksanakan di Ruang Sidang Pimpinan Gedung Pusat UGM pada hari Jumat, 27 Juli 2018. Kerja Sama Swakelola ini akan dilaksanakan oleh Fakultas Pertanian, Fakultas Biologi, Fakultas Kehutanan, dan Pusat Studi Kebudayaan. Dalam penandatanganan perjanjian ini dari pihak UGM dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan, Dekan Fakultas Biologi, Dekan Fakultas Kehutanan, serta para tim Peneliti Gambut UGM. Dari pihak BRG yang hadir antara lain Deputi Penelitian Pengembangan Badan Restorasi Gambut, Dr. Haris Gunawan, Pejabat Pembuat Komitmen Kedeputian Penelitian dan Pengembangan Badan Restorasi Gambut, Ir. C Nugroho S. Priyono, M.Sc. serta para staf BRG.
Gedung Pascasarjana di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM telah selesai dibangun oleh Tahir Foundation dan secara resmi telah diserahkan pada Kamis, 02 Agustus 2018. Penandatanganan berita acara serah terima dilakukan oleh Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset UGM, Prof. Dr. Ir. Bambang Agus Kironoto dan Ketua Pembina dan Pendiri Tahir Foundation, Dato’ Sri Prof. DR. DR. (HC) Tahir, M.B.A., di Auditorium Sekolah Pascasarjana UGM.
Serah terima gedung tersebut disaksikan pula oleh Rektor UGM, Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni, Dekan FKKMK UGM, Dekan Sekolah Pascasarjana, dan jajaran dari Tahir Foundation.
Universitas Gadjah Mada (UGM) menjalin kerja sama dengan 3 (tiga) Pemerintah Kabupaten, yaitu Kabupaten Aceh Tamiang, Pemerintah Kabupaten Banggai, dan Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah di bidang Tridharma Perguruan Tinggi. Kerja sama tersebut dituangkan dalam Nota Kesepahaman Bersama ditandatangani di Ruang Sidang Pimpinan Gedung Pusat UGM, Jumat 13 Juli 2018.
Dalam sambutannya Bupati Aceh Tamiang, Mursil, S.H., M.Kn. mengatakan bahwa secara umum di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam memiliki potensi di bidang pariwisata yang sangat bagus termasuk Kabupaten Aceh Tamiang. Diharapkan dengan adanya kerja sama ini bisa membawa perubahan untuk Kabupaten Aceh Tamiang, khususnya sektor pariwisata. “Kita mau kembangkan sektor pariwisata untuk pengembangan ekonomi rakyat, diharapkan ada pertukaran ekonomi yang cukup besar. Ada beberapa hambatan dan kendala, salah satunya sebagian besar lokasi wisata terdapat di hutan lindung dimana infrasturktur tidak bisa dibangun”, jelasnya.